Duhai teman
Dalam pertemuan semusim lalu
Kita simpulkan benang-benang ukhuwah
Kita semaikan benih persahabatan
Menjadi pohonan rendang
Lalu, bersama kita pelihara ia
Agar rimbunan dedaun memayungi
Ketika panas sebagai peneduhan
Rintik gerimis tidak membasahi kita
Duhai teman,
Antara kita terkandung terlepas bicara
Pasti ada jiwa yang tersentuh
Setangkai hati mungkin terguris
Namun ego sering mnguasai diri
Kerana itu tiada kemaafan kupinta
Membiar lara merawan naluri
Tetapi teman,
Akankah nanti engkau mngerti?
Andai setitis matamu tumpah kerana egoku
Pasti seribu penyesalan menghimpitku
Dalam diam ku tangisi segala
keterlanjuran
Duhai teman,
Seperti juga dirimu
Dalam senyuman ada tawa
Bukan bermakna aku bahagia
Namun ada sendu yang cuba ku sembunyikan
Bukan tidak ingin kukongsi
Tetapi aku suka ketika riamu
Memberi ceria di titian hariku
Menguntum harapan dan sinar baru
Untuk kusematkan kekuatan dan ketabahan
diri
Dalam meneruskan perjuangan kita
Duhai teman,
Sekali pun jarak beribu batu
Memisahkan kita mungkin di suatu ketika
Tetapi ingatkah teman
Sebutir biji benih yang baik
Di mana pun gugurnya
Pasti tumbuh menjadi pohon rendang
Menguntum bunga kembang berseri
Harumannya wangi mendamaikan
Menghasilkan buah yang manis isinya
Memberi nikmat bukan hanya pada rasa
Tetapi terkandung khasiat bermanfaat di
dalamnya
Duhai teman
Tiada kata secantik bahasa
Tiada madah seindah puisi
Untuk kunukilkan rasa hati
Betapa kehadiranmu membahagiakan
Mengisi ruang-ruang kosong dihatiku
Menyingkir lorong nan sepi
Walau tidak ku lafazkan kasihku
Tetapi siapa sebenar dirimu telah
kuzahirkan
Engkaulah sahabat engkaulah teman
Duhai teman
Pada Ilahi kita pohonkan
Moga pohonan itu terus berbunga
Menebarkan haruman pada kita
Mendamaikan segenap ruang hati
Doaku mengiringi perjalanan
Semoga engkau gagah berdiri
Menempuh ujian dan cabaran mendatang
No comments:
Post a Comment